Minggu, 19 September 2010

cerita inspiratif

Raihan dan Mbah Dayat


Suatu ketika, di sebuah pedesaan yang sangat jauh dari perkotaan. Hiduplah seorang anak yang bernama Raihan. Dia sangat dekat dengan seorang kakek yang bernama Hidayat, penduduk desa tersebut biasa memanggil beliau dengan panggilan mbah Dayat. Raihan adalah anak yang sangat rajin dan suka membantu pekerjaan rumah mbah dayat, selain itu Raihan adalah murid ngajinya mbah Dayat yang mudah sekali menerima ilmu yang di berikan oleh mbah Dayat.

Beberapa tahun kemudian, Raihan tumbuh menjadi seorang yang dewasa. Dia sudah menamatkan sekolah menengah atasnya. Waktu itu, bagi orang desa, tamatan SMA, sudah termasuk lulusan sekolah yang tinggi. Suatu ketika Raihan menerima surat panggilan kerja yang mana ia harus meninggalkan desanya tersebut dan bekerja di kota besar. Kemudian Raihan pun dengan girang menerima pekerjaan tersebut dan segera memenuhi panggilan kerja tersebut.

Sehari sebelum ia pergi menuju kota tempat ia di butuhkan di perusahaan tersebut, ia tidak lupa berpamitan pada mbah Dayat.

Raihan : “asalamualaikum… tok tok tok…. Asalamualaikum…. “. Ucap raihan sambil mengetuk pintu rumah mbah Dayat.

Mbah Dayat : “Waalaikumsalam…. Krekkkkk…., ucap mbah Dayat sambil membuka pintu “. Dengan memincingkan mata, beliau berusaha untuk memperjelas pandangannya. O..walah kamu to Han… sini masuk, duduk- duduk sini.

Raihan : “ Ia mbah, terimakasih “.

Mbah Dayat :” gimana kabarnya?ada perlu apa , kok sore- sore ke sini ?”.

Raihan : “ jadi gini mbah, aku dapat panggilan kerja di kota mbah, saya mau pamitan sama mbah, dan sebagai murid ngajinya mbah, saya mau minta petuah sama mbah sebelum saya meninggalkan desa ini mbah “.

Mbah Dayat :” jadi begitu to, Alhamdulilah , mbah seneng kamu bisa dapat pekerjaan cepat. Mbah Cuma bisa berpesan sama kamu, IKUTILAH JEJAK AIR, DAN JANGAN IKUTI JEJAK AWAN. NAMUN JANGAN HIDUP BAGAI AIR DAN HIDUPLAH DENGAN SEMANGAT AWAN.

Cukup lama raihan diam, mencoba berfikir keras, apa arti dari wasiat yang di berikan mbah Dayat.

Raihan : “ ikutilah jejak air, dan jangan ikuti jejak awan. Namun jangan hidup bagai air dan hiduplah dengan semangat awan. Apa arti dan maksudnya mbah ? “.

Mbah Dayat: jadi begini nak, air itu selalu berasal dari arah tinggi dan selalu mencari tempat yang rendah, semakin tinggi air tersebut , maka ia akan selalu mencari celah di bawahnya untuk ia jamah. Jika suatu saat kamu menjadi seorang yang sukses dan berada di posisi yang tinggi, kamu akan selalu mengingat orang- orang yang berada di bawahmu. Dan jangan ikuti jejak awan, kenapa? karena awan tercipta dari bawah, dan selalu merasa berada di atas kesombongan padahal ia amat ringan. Namun jangan hidup bagai air, untuk menjadi seorang yang sukses, kehidupannya harus tertata, terencana, jangan hanya mengalir begitu saja, karena air mengalir ke tempat yang lebih bawah, jika hidupmu hanya mengalir bagai air maka bisa jadi air tersebut masuk dalam selokan atau limbah, jangan sampai hidupmu seperti itu. Dan hiduplah dengan semangat awan, kenapa? Karena awan meskipun ia ringan, dia berada di atas. Dalam kehidupan , kita harus punya yang namanya impian dan impian kita harus tinggi, setinggi awan , agar kita selalu optimis dalam menghadapi realita kehidupan. Allah tidak merubah nasib suatu kaum , kecuali ia yang merubahnya. Jadi hanya dirimu yang bisa membuat impian untuk kehidupanmu saat ini dan yang akan datang. Hanya ini pesan dari mbah padamu nak, apa kamu paham ? “

Raihan : “ ia mbah, saya mengerti, akan saya ingat selalu petuah dari mbah sampai aku tua dan mati nanti. Baiklah mbah, saya mau menyiapkan baju dan keperluan untuk hidup di kota besok mbah. Saya pamit ya mbah,” . Sambil mencium tangan mbah Dayat dan memeluk mbah Dayat dengan erat, raihan meninggalkan rumah mbah Dayat. “

Akhirnya beberapa tahun kemudian, Raihan menjadi seorang pengusaha sukses. Gajinya yang cukup besar ia gunakan untuk mebuka usaha di desanya, dan dari perusahaan yang ia bangun di desa, banyak dari warga desa yang tidak mengganggur lagi, dan bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dari sekolah dasar. Ia juga mendirikan sekolah gratis untuk siapa saja yang mau belajar baca tulis, dia ingin mengentaskan penduduk desa dari buta huruf.